Rabu, 16 Maret 2016

Semut dan Nabi Sulaiman

Siang tadi. Ketika matahari sangat senang sekali memancarkan sinarnya. Aku melancarkan sedikit jemari tanganku di atas smartphone yang ku punya. Dan membuka jejaring sosial FB. Kemudian tanganku terhenti pada sebuah group kisah para ulama. Aku tertarik akan sebuah cerita yang disampaikan oleh seorang anggota group. Menurutku cerita yang disampaikan mempunyai makna yang sangat kuat. Makna tentang kehidupan dunia ini.

Diceritakan bahwa ketika ada segerombolan semut yang sedang berjalan di tanah. Lalu datang Nabi Sulaiman dan pengikutnya. Karena Nabi Sulaiman bisa mendengar dan berbicara dengan binatang. Membuat beliau berhenti dan kemudian semut mendatangi
Nabi Sulaiman hendak berterima kasih. Kemudian Nabi Sulaiman meminta nasehat kepada semut tersebut.

Lalu semut berkata "Tahukah tuan mengapa ayah tuan dinamai Dawud?.
Nabi Sulaiman menjawab, "Tidak".
Semut itu berkata, "Karena ia mengobati (dawa) luka hatinya. Taukah tuan mengapa tuan dinamakan Sulaiman tanyanya lagi.
Nabi Sulaiman menjawab, "tidak".
Semut itu berkata, "karena tuan bersikap baik atas karunia yg diberikan kepada tuan dengan kebersihan hati".
Kemudian semut itu bertanya lagi, "Tahukan tuan kenapa Allah menundukan angin kepada tuan?".
Nabi Sulaiman menjawab,"tidak". Ingatlah tuan bahwa dunia ini seluruhnya adalah angin". maksudnya apa yang ada di dunia ini seperti angin, karena angin hanya lewat.
Nabi Sulaiman pun tersenyum merasa takjub dengan nasehat semut.

Dari cerita ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa apa yang ada di dunia ini ibarat angin. Hanya lewat sebentar saja seperti angin. Tak ada yang abadi di dunia. Sehingga apa yang Allah titipkan ke kita kita gunakan sebaik-baiknya. Dan kita juga mawas diri akan apa yang ada di dunia ini.jangan menurutkan kehendak nafsu untuk memiliki segala kenikmatan yang sementara di dunia ini. Melakukan segala cara untuk mendapatkannya tanpa menghiraukan perintah Allah dan Sunnah Rasulullah SAW. Karena seperti semut bilang. Dunia ini ibaratkan angin, sementara, sebentar dan menghanyutkan.

Ikal dan Arai

"Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi itu".
Itulah kutipan dari buku Sang Pemimpi yang selalu aku percayai sampai sekarang. Kepercayaan tentang mimpi.

Dulu sebelum aku membaca buku Tetralogi Laskar Pelangi karya Bang Andrea Hirata. Aku tidak tahu apa makna mimpi. Yang kutahu mimpi ya mimpi. Mimpi yang ada ketika kita tidur. Namun setelah aku membaca buku pertama dari Tetralogi ini, Laskar Pelangi.

Aku baru menyadari bahwa mimpi adalah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa mimpi. Mungkin dunia yang kita huni ini tak akan pernah punya pesawat. Lampu bahkan smartphone yang kita pegang sekarang ini.

Ya. Semua itu berawal dari sebuah mimpi manusia. Manusia yang berpikir bahwa sesuatu bisa kita dapatkan ketika kita meyakinkan diri bahwa kita bisa mendapatkannya.

Allah sudah sangat adil dengan diri kita. Telah diciptakan kita dengan bentuk sedemikian sempurna dan ditambahkan dengan akal dan pikiran yang dititipkan kepada kita agar kita menggunakan untuk kebaikan. Menggunakannya untuk membuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain.

Sang Pemimpi buku kedua dari tetralogi ini semakin menguatkanku tentang kekuatan mimpi. perjuangan tokoh arai dan ikal di dalam buku ini dalam memperjuangkan mimpi-mimpinya. Membuatku terbawa akan ceritanya. Sehingga aku selalu membayangkan berada di dalam cerita itu. Buku ini jugalah yang membuatku bisa merantau.

Merantau menyebrangi Pulau Sumatera ke Pulau Jawa. Kenapa aku bisa memikirkan hal ini. Sebab kota perantauan pertamaku adalah kota bogor. Ya meskipun jalan ceritanya tidak terlalu sama dengan Ikal dan Arai. Tapi bagiku kesamaan kota perantauanku dengan mereka semakin menguatkanku bahwa aku juga bisa mendapatkan mimpi yang kupercayai.

Dan beberapa mimpiku juga terinspirasi dari mereka yaitu menjadi penulis dan juga mimpi berkelana hingga ke luar negeri. Dan insya Allah sampai kapanpun mimpi ini akan ku yakini sampai Allah memeluk mimpi-mimpiku.

Selasa, 15 Maret 2016

Menunggu Jodoh Seperti Menunggu Orderan Online

Beberapa hari yang lalu. Aku memesan sebuah barang di internet. Sudah sejak hari senin aku menunggu kedatangannya. Namun baru hari jumat orderan itu datang. Sebelum orderan itu datang sudah beberapa kali aku melihat trace and tracking dari orderan tersebut. Namun ya masih saja tulisannya on prrocess.

Memang waktunya masih belum melewati 7 hari. Namanya juga orderan online biasanya 4 sampai 5 hari baru sampai. Cuman ketika aku mau menulis ini aku sedikit menemukan persamaaan antara jodoh dan paket online. Yaitu ketika dalam fase menunggu. Dimana orderan online kalau tidak sering dicek trace and tracking dari barang tersebut maka orderan pun akan sedikit lama datangnya contohnya saja pengalamanku ini.

Ketika ku cek trace and tracking barang terkirim hari selasa berhubung hari rabu libur JNE pun tutup tetapi barang pesanan sudah sampai di kota tempatku menetap atau di desak-desak pasti lama datangnya. Ya. Seperti jodoh. Ketika kita hanya menunggu tanpa ada usaha untuk meminta sama Allah dan juga berusaha memperbaiki diri. Jodoh pun akan terlambat datang. Dan kita akan menunggu sesuatu yang tak pasti. Memang jodoh kita sudah ada namun ketika kita tidak ada usaha untuk itu. Bagaimana jodoh akan datang bukan?

Niat yang Salah

Minggu ini semangat menulis yang membara itu kembali padam. Ya. Begitulah siklus kehidupanku. Moody bahasa sekarangnya. Aku gampang sekali untuk berubah-ubah perasaan. Yang awalnya semangat lambat laun, entah karena sesuatu hal semangat itu kembali pergi menjauh dari diriku. Itulah yang kurasakan kembali minggu ini. Semangat untuk menulis itu hilang. Hilang ditelan nafsu.

Aku menolak keadaan ini. Namun di sisi lain tubuhku malah menerima keadaan ini. Sekaan-akan dia sudah sangat paham dengan apa yang terjadi pada diriku saat ini. Tapi aku harus melawan. Melawan kemalasan ini untuk mimpi besarku. Tidak akan sampai aku ke tanggan tuhan menjemput mimpi ini kalau saja aku tidak berusaha untuk tetap menulis. Ya. Karena mimpiku untuk menjadi seorang penulis. Tentunya aku harus menulis bukan melakukan hal lain.

Aku sempat berpikir dan menemukan apa yang sebenarnya membuatku kembali malas dalam menulis. Itu adalah karena niatku yang salah dalam menjadi penulis ini. Niat yang semula aku ucapkan agar aku bisa menginspirasi orang lain dan menulis karena Allah. Tak ubahnya sebagai klise dari makna yang sesungguhnya dari diriku. Ya. Aku ingin dipuji dam dihargai orang lain. Itu niat yang lebih besar ada dalam diriku sekarang. Wajar memang setiap manusia pasti ingin dipuji tetapi ketika aku melakukan sesuatu namun hanya untuk mengharapkan pujian.

Apa yang aku lakukan akan sia-sia. Tak ada pahala yang kudapakatkan dari Allah. Tak ada kebaikan yang bisa tersalurkan dengan niatku yang buruk ini. Sekarang pun dalam menulis ini aku masih saja berpikiran untuk dipuji orang lain. Ya. Sebagai seorang yang biasa sendiri atau introvert. Aku sebenarnya juga memendam keinginan untuk bisa dihargai dan dipuji oleh orang lain. Itulah hal yang harus kuubah agar aku bisa menulis benar-bemar dengan hati. Aku tidak ingin seperti ini terus. Hanya melakukan sesuatu tetapi niat untuk berbaginya tidak ada malah niat ingin dipuji orang lain malah lebih besar.

Rabu, 09 Maret 2016

Mozaik Tentangku (Bagian 2)



Tentang mimpi. Dulu waktu kecil tidak seperti teman-temanku yang lain. Aku tidak pernah memiliki mimpi yang spesifik bahkan ketika SMA seorang guru bertanya kepadaku tentang mimpi. Waktu itu aku hanya menjawab "ingin menjadi orang yang bisa membahagiakan keluarga dan orang lain". Ya sesimpel itu mimpi yang kumiliki. Sehingga membuatku tidak memilki mimpi yang kuat sejak dari kecil hingga umur 22 tahun.

Mimpi menjadi seorang penulis baru kutemukan ketika aku bekerja di salah satu bank swasta di kota kelahiranku palembang 2 tahun yang lalu. Di mana ketika fase jenuh dalam rutinitas pekerjaan. Aku mulai berpikir apa yang harus aku lakukan. Karena aku tidak ingin menua menjadi seorang karyawan. akhirnya di waktu liburan ke bogor tahun 2014 aku akhirnya menemukan sebuah mimpi. Mimpi menjadi seorang penulis.

Mimpi yang sebenarnya sudah sedikit terlihat dan tertanam dalam diriku sejak kecil. Ketika menginjak kelas 3 SD. Di mana aku baru bisa membaca. Membuatku senang sekali untuk membaca apa saja tulisan aku baca. Sehingga buku pelajaran terutama buku bahasa indonesia yang penuh dengan cerita-cerita telah khatam ku baca. Mungkin juga kebiasaanku membaca buku ini tercipta karena sifatku yang tidak terlalu menyukai keramaian. Sehingga membuatku lebih memilih duduk seharian dengan berbagai buku-buku yang bisa kubaca dan bisa membuatku berimajinasi pergi kemana-mana.

Ya. Meskipun mimpi menjadi penulis masih jauh dari pandangan. Tapi aku selalu percaya dan akan terus menulis sehingga aku bisa menjemput salah satu mimpi besarku ini. Sedikit.mengutip dari sebuah pepatah yang berbunyi : Percayalah. Karena dengan kau percaya, itu berarti kau sudah berada setengah perjalanan untuk mengapai apa yang kau percayai itu.

Oh iya. Sedikit tentang nama blog ini Abrar Ananta. Adalah nama pena yang kutemukan ketika memikirkan sebuah nama pena untukku dalam dunia kepenulisan. Ya seperti kebanyakan penulis, lebih menyukai mencantumkan nama pena dalam setiap karya-karyanya.

Abrar adalah akronim dari namaku Abdal Rahman dan nama Arai. Arai adalah nama salah satu tokoh di buku Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang sangat menginspirasiku dalam mempercayai sebuah mimpi. Sehingga nama Abrar akhirnya kujadikan nama depan untuk nama penaku. Dan ketika kutelusuri arti nama tersebut artinya sangat bagus. Berasal dari bahasa arab yang artinya seseorang yang melakukan kebajikan. Sedangkan Ananta berasal dari bahasa sansekerta yang artinya tanpa batas. Sehingga Abrar Ananta berarti seorang yang berbuat kebajikan tanpa batas. Dan semoga nama Abrar Ananta bisa menjadikanku seseorang yang berbuat kebajikan tanpa batas dengan menulliskan tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

Mozaik Tentangku (Bagian 1)

Gambar diambil dari Google





Kurang lebih 24 tahun yang lalu, seorang anak laki-laki keturunan Minang lahir di sebuah rumah bidan yang berada di kawasan Pasar Kuto Palembang. Hari itu jumat 20 Maret 1992 tepat pukul 15.00 WIB raungan tangisan seorang bayi menggema di salah satu kamar, bayi laki-laki yang kelak akan menuliskan cerita tentang dirinya sendiri dalam sebuah karya tulis. Awalnya nama dari bayi ini adalah Angga Saputra, namun entah kenapa kedua orang tua bayi ini mengganti nama tersebut karena usulan dari seorang. Katanya nama itu tidak cocok disandang oleh bayi ini sehingga membuat dia sering sakit-sakitan. sejurus kemudian seorang ustad menyuruh orang tua bayi ini mencari nama baru dan menyarankan nama diambil dari bahasa arab.

Orang tua bayi ini akhirnya menemukan nama yang tepat dan berharap anak mereka menjadi seseorang yang memiliki sifat seperti arti dari namanya tersebut. Nama bayi itu adalah Abdal Rahman, di mana sang anak baru mengetahui bahwa namanya sangat bagus setelah berumur 20 tahun. Abdal Rahman, diambil dari kata Abdul dan Rahman, Abdul/Abdal dalam bahasa arab yang berarti hamba Allah dan Rahman yang artinya penyayang sehingga ketika nama ini dirangkai akan menjadi sebuah harapan dan doa supaya anak ini bisa menjadi seorang Hamba Allah yang selalu penyayang terhadap sesamanya.

Anak itu adalah aku. Seorang pemuda yang sekarang berumur 24 tahun kurang 11 hari. Seorang anak yang cenderung suka sendirian. Sedikit bicara lebih sering mengamati. Setiap apa yang ada di dunia ini berpasang-pasangan. Ada yang senang bicara ada juga yang lebih banyak mendengar. Aku termasuk bagian yang kedua di dalam keluargaku.

Sejak kecil hingga sekarang tetap saja aku adalah seorang yang pendiam. Bahkan bisa dibilang takut sekali untuk berbicara di depan banyak orang. Aku lebih senang berada di belakang, di belakang orang-orang yang suka berbicara. Sebenarnya aku tidak suka dengan karakterku ini. Bahkan sampai sekarang pun aku masih bertanya-tanya mengapa Allah memberikan aku karakter pendiam seperti ini. Terkadang aku sering berkhayal seandainya aku bisa seperti orang lain. Yang sangat mudah untuk berkenalan dengan orang lain. Tidak takut bertemu orang baru dan sangat percaya diri berbicara di depan banyak orang.

Bersambung...

Senin, 07 Maret 2016

Human

Manusia

Dibuat Allah dari tanah
Dengan bentuk rupa yang sempurna
Ruh dan jiwa bagian utamanya
Akal dan pikiran adalah kelebihannya

Tempat asal surga
Iman wajib ada di dadanya
Tanpa itu manusia cacat seumur hidupnya
Setan adalah musuh utamanya
Menjadi Khalifah adalah tujuannya

Yang paling bermanfaat adalah juara satunya
Yang tak percaya sang pencipta adalah yang terhina
Aku, kamu dan kita semua adalah manusia
Dunia adalah tempat sementara kita
Tinggal kita akan memilih yang mana
Menjadi manusia terbaik atau yang terhina
Ketika kelak kembali menghadap kepada-Nya

Jumat, 04 Maret 2016

Bingung Dikasih Judul Apa






Jodoh

Seperti Muhammad dengan Khadijah.
Seperti Ali dengan Fatimah.
Seperti Habibie dengan Ainun.
Seperti Naruto dengan Hinata.

Kata orang kita mirip.
Ya. Bagaimana tidak mirip kau kan tercipta dari tulang rusukku bukan?.
Sebelumnya kita sudah pernah bertemu.
Layaknya seperti Adam dan Hawa.

Kita pun berdua pernah bersama di surga.
Namun karena sejatinya manusia sementara harus tinggal di dunia.
Kau dan akupun terpisah cukup lama.

Tapi aku percaya.
Di saat waktu itu tiba.
Kita akan bersama.
Menua bersama.
Merangkai hidup berdua.
Ya berdua terus bertiga, berempat, berlima dan seterusnya dengan anak-anak dan cucu kita.

Kamu separuh aku, aku separuh kamu.
Saat ini aku sedang mempersiapkan diri untuk menjemputmu.
Semoga kaupun demikian mempersiapkan diri untuk kujemput.
Ya. Karena radarmu telah samar-samar sudah kulihat.
Jadi tak ada kata untukku untuk menunda lebih lama lagi untuk menjemputmu.

Kelak ketika aku sudah meminta ayah dan ibumu untuk membawamu.
Kemudian mengucapkan ijab qabul di depan penghulu.
Setelah itu aku akan setia bersamamu.
kita akan bahu membahu dalam suka dan duka.
Hingga kelak telah tiba waktunya kita pulang ke surga Insya Allah.
Aamiin Allahumma Aamiin

Jodoh tunggu aku ya :D

Kamis, 03 Maret 2016

Kau Tahu Teman, Menurutku Gempa Itu Juga Seperti Teman



Semalam terjadi gempa berkekuatan 7.3 SR di Sumatera Barat. 
Kalian tau teman. Kami yang besar di Sumatera Barat ikut dibesarkan oleh gempa.
Menurutku gempa seperti teman. Teman yang diutus oleh tuhan untuk mengagetkan dan mengingatkan. Teman yang bisa juga membuat trauma. Temanku ini pernah pada tahun 2007 membuat kekagetan besar di seluruh bagian Sumatera Barat. Ya pada siang hari yang cerah. Tepat tanggal 06 Maret 2007 pukul 10.59 WIB gempa berkekuatan 5,8 scala richter (SR) menguncang Sumatera Barat tepatnya di kedalaman 33 km berjarak 16 kilometer Barat Daya Batusangkar. 

Waktu itu guru geografiku sedang menjelaskan tentang gempa. Dia datang. Seakan-akan dia mendengar kalau namanya dipanggil. Seketika itu aku dan teman-temanku di kelas hilang akal. Terombang ambing ke kiri ke kanan di dalam kelas. Sedikit sulit aku menjelaskan bagaimana rasanya. Yang pasti kau bisa membayangkan rasanya seperti berada di atas mobil lalu mobil itu terguling beberapa kali dan kita berada di dalam mobil itu. Tak lama memang teman kami ini datang. Hanya 1 menit tapi cukup untuk membuat semua manusia yang merasakannya menjerit, menangis dan beristigfar kepada Sang Kuasa.

Beberapa gedung disekolahku juga ikut hancur dengan kedatangan temanku ini. Teman-teman sekolahku yang lagi berkumpul, yang lagi berjalan di taman sekolah beberapa ada yang terluka karenanya. Dan ada juga temanku yang kakinya patah. Karena ketika gempa berlangsung. Dia sedang melompat dari depan pintu kelas. Karena ruangan sekolahku dibuat agak tinggi dari tanah jadi ada jarak sekitar 1,5 meter dari lantai sekolah ke tanah. Sehingga getaran gempa membuatnya salah posisi turun dan akhirnya tulang kakinya patah. Cukup mengerikan memang. Aku pun tak berani melihat kaki temanku itu. Beberapa.menit setelah gempa datang tanpa pengumuman langsung pulang ke rumah masing-masing takut akan ada gempa susulan dan ingin cepat-cepat bertemu keluarga. Sekolah diliburkan selama satu minggu dan selama itu pula kami tidur di tenda di halaman rumah. Listrik padam. Sinyal komunikasi sempat hilang selama 2 hari pasca kejadian. 

Kedatangan temanku itu bahkan sampai sekarang masih menyisakan trauma. Aku masih trauma dengan getaran. Ketika sendiri misalnya, getaran yang mungkin disebabkan karena aku lapar atau sedang sakit. Pasti membuatku berpikir terjadi gempa. Itulah yang membuatku ketika ada di perantauan ini sering takut mendengar ketika ada gempa di sumatera barat. Tanah kampungku karena seluruh keluargaku ada di sana hanya bapakku yang merantau di kota Palembang.

Karena sudah seringnya gempa terjadi di Sumatera Barat. Sedikit banyak ada beberapa situasi yang bisa dijadikan firasat apabila gempa akan datang. Misalnya cuaca akan cerah dan tak ada angin sedikit pun. Bisa dibilang hari akan gempa itu tenang, hening. Seakan-akan bersiap untuk menyambut gempa itu datang. Itu menurut pendapatku para orang-orang tua di kampungku.

Tetapi dibalik setiap kejadian pasti ada hikmahnya bukan?. Ya, hikmah yang kudapatkan adalah ketika ada gempa semuanya baru ingat kembali akan tuhan. Meskipun sebenarnya itu sangat tidak bagus untuk kita. Yang memang seharusnya selalu mengingat Tuhan. Dan menyadarkan kita juga bahwa dunia dan seisinya adalah ciptaan Tuhan. Sehingga apa yang dilakukan Tuhan memang  semata-mata keinginan-Nya.


Rabu, 02 Maret 2016

Menulislah karena Allah


"Apa yang dari hati akan sampai ke hati". Itu kata pepatah yang masih sulit aku terapkan dalam menulis. Ya, sebagai seorang yang baru mulai menulis. Menulis dengan hati itu susah sekali menurutku. Apalagi seperti diriku yang sangat mudah berpikiran negatif terhadap tulisan. Baru menulis satu kalimat saja langsung timbul pikiran negatif yang memerintahkan menghapus tulisan itu. Begitulah seterusnya. Sampai-sampai yang awalnya ingin menulis malah tidak ada yang ditulis.

 Mungkin setiap penulis pemula sepertiku pernah merasakan hal ini. Bagaimana sulitnya untuk menuliskan sebuah kalimat. Apalagi godaan godaan dalam menulis yang begitu besar. Baru saja menulis judul tulisan saja sudah digoda dengan hal hal lain seperti godaan untuk membuka media sosial seperti facebook, Bbm, Wa dan yang lainnya. Sehingga ide yang awalnya telah muncul ke permukaan seakan-akan mundur teratur dan meninggalkanku. Ya bagaimana ide tidak pergi meninggalkan. Belum apa-apa kita sudah berhenti menulis dan melakukan hal lain yang sebenarnya bisa kita lakukan setelah menulis.

 Memanglah sesuatu yang baik pasti akan selalu ada godaannya. Satu yang perlu kita lakukan adalah selalu meminta perlindungan kepada Allah dan meminta pertolongannya agar apa yang kita lakukan selalu diberkahi. Mungkin satu kunci yang kudapatkan agar bisa menulis dengan hati adalah niatkan menulis itu karena Allah. Dan semoga ketika niat itu Lillah. Insya Allah apa yang kita lakukan bisa dilakukan dari hati dan tanpa disadari akan sampai ke hati jua.

Selasa, 01 Maret 2016

Tanah Jawa dan Kota Hujan



"Ibu. Izinkan aku merantau ibu?"
Ibu Malaka tampak kaget, namun beberapa detik kemudian ibu tersenyum "Insya Allah ibu izinkan Nak. Kau sudah dapat petunjuk?".

"Sudah Bu, tadi malam aku mendapatkan petunjuk di dalam mimpiku. Aku bermimpi sedang berada di atas bis tanjung jaya menuju ke kampung kita ibu. Ketika aku tiba di desa aku senang sekali ibu. Seperti sudah lama aku tidak melihat desa. Aku membawa satu map yang selalu ku genggam erat. Dan ketika aku tiba di rumah aku memberikannya kepada ibu. Lalu ibu berkata Alhamdulillah nak. Kau sudah jadi sarjana. Semoga ilmu yang kau dapatkan bisa bermanfaat untuk orang lain nak. Kemudian aku terbangun dari tidur" malaka mengakhiri percakapannya.

"Baiklah nak engkau aku restui nak. Nanti sore mintalah izin kepada bapakmu dan sekalian mintalah kepada bapakmu untuk mengantarkanmu ke kota"
"Baik bu" malaka memeluk ibu.
"Nak. Jangan pernah kau lupakan kewajibanmu kepada Allah, bagaimanapun keadanmu di sana kau tidak boleh lupa dengan penciptamu nak" ibu terisak
"Insya Allah ibu. Aku akan selalu mengingat nasehat ini ibu" malaka berusaha menahan tangis
Bis yang membawa malaka telah meninggalkan desa tercintanya. Dalam hati malaka berucap "Tunggu aku kembali kampungku. Aku akan membawa secercah harapan untukmu".

Untuk pertama kalinya malaka melakukan perjalanan jauh. Apalagi hingga ke pulau seberang. Tujuan malaka hanya satu. Ingin menjadi orang yang bermanfaat dengan ilmunya kelak. Sedikit yang dia ketahui tentang pulau jawa, malaka hanya tau bahwa di jawa ada ibukota indonesia jakarta. adalah daerah yang baru diketahui oleh malaka.
Namun perantauan malaka kali ini bukanlah ibukota tetapi kota bogor. Ya, kota hujan adalah tanah perantauan awalnya, tempat permulaan malaka berkelana mencari ilmu dan mencari makna hidup.

Potongan mozaik-mozaik itu bermula di kota hujan.

Hujan pula yang akan menemani petualangan malaka di kota ini...


Senin, 29 Februari 2016

Semangat itu bernama One Day One Post

Bismillahirrahmanirrahim

Beberapa hari lalu ketika berselancar di beranda facebook. Pada sebuah akun bernama Bang Syaiha aku membaca sebuah informasi. Informasi tentang sebuah pendaftaran kelas One Day One Post Batch 2. Ya awalnya aku sedikit bingung apa itu One Day One Post. Yang aku tahu One Day One Juz. Namun setelah aku klik link tautan blog tersebut aku mendapatkan informasi bahwa One Day One Post adalah sebuah kegiatan untuk selalu menulis setiap hari lewat sebuah blog. Dan setiap hari kita wajib untuk menulis tulisan setidaknya 10 kalimat setiap hari. Kegiatan ini awalnya digagas oleh bang Syaiful Hadi atau yang lebih dikenal dengan Bang Syaiha. Tujuannya untuk kegiatan ini adalah untuk para penulis. Terutama untuk penulis pemula agar rutin dalam melaksanakan kegiatan menulis. Ya. Namanya juga seorang penulis. Satu kegiatan yang akan membuat dia menjadi seorang penulis handal ya tentunya menulis. Menurut Bang Syaiha ketika kita sudah membiasakankan menulis setiap harinya maka kemampuan dalam menulis semakin meningkat dan akan membuat tulisan menjadi semakin bagus. Karena setiap hari kita telah memaksa otak kita untuk menulis. Apapun itu yang penting kita menulis. Bahkan ketika kita tidak mempunyai ide sekalipun bisa kita buat menjadi sebuah tulisan tentang ketiadaan ide tersebut. Hari ini adalah hari ini pertamaku dan teman-teman yang ikut One Day One Post melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan yang rutin setiap hari senin sampai jumat untuk menulis di blog sedangkan sabtu minggu libur namun apabila kita ingin menulis akan lebih baik. Tampaknya semangatku untuk menulis Insya Allah akan bertambah lagi dengan kegiatan ini. Allah mendengarkan doaku agar tetap teguh dalam.memperjuangkan mimpiku untuk menjadi seorang penulis. Allah memberikan jawaban itu melalui ini. Seakan-akan Allah menjawab doaku "Baiklah Aku akan berikan kau tambahan semangat untuk memperjuangkan mimpimu itu One Day One Post itu nama semangat itu.

Rabu, 24 Februari 2016

Mozaik Malaka

Malaka adalah seorang anak muda yang penuh semangat. Lahir dan besar di sebuah desa di pedalaman sumatera. Membuat kehidupan masa kecilnya penuh dengan kegembiraan. Kehidupan desa yang asri jauh dari bising suara kendaraan dan polusi udara. Membuat Malaka tumbuh menjadi anak muda yang bersemangat dan selalu riang gembira. Didikan orang tuanya lah yang membuat Malaka menjadi pemuda seperti itu. 17 tahun sudah umur Malaka. Sudah saatnya dia melakukan sebuah perjalanan jauh mencari jati diri di negeri orang. Malaka telah lulus SMA. Dengan nilai yang bisa dibilang tidak buruk. Malaka mendapatkan nilai tertinggi kelima di sekolahnya. Hal itu yang membuat guru-guru Malaka menyuruh untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Kau harus kuliah nak. Kau anak yang pandai. Tak patut hanya sampai di sini pendidikanmu. Kau harus kuliah. Seperti anak-anak di kota. Ibu yakin kau bisa".
Kata-kata Ibu Aisyah masih tergiang-ngiang di pikiran Malaka. Kata-kata yang memberikan semangat bahwa dia harus tetap berjuang untuk melanjutkan pendidikannya.
Tapi. Malaka tidak ingin meninggalkan kedua orangtuanya. Malaka sudah bahagia meskipun tak bisa lanjut kuliah asalkan tetap bersama orang tuanya di desa. keadaan itu sudah membuat dia senang.
Namun hati kecil Malaka memiliki pikiran yang berbeda. Pikiran untuk melanjutkan pendidikan. Malaka ingin seperti anak-anak di kota. Merasakan bangku kuliah. Belajar menuntut ilmu agar kelak bisa membagikan ilmu tersebut kepada orang lain.
Setelah seminggu Shalat Istikharah meminta petunjuk kepada Allah. Malam ke delapan Malaka mendapatkan petunjuk dari sang kuasa. Petunjuk yang membawanya pada keputusan penting dalam hidupnya.
Malaka akan merantau.
Bersambung...

Pergi

Pergi
Manusia seharusnya mengerti akan hakikat pergi
Sejak manusia diciptakan
Manusia telah mengikat janji pergi untuk kembali
Pergi sementara dari surga untuk singgah sebentar di dunia
Itulah hakikat manusia
Harus pergi
meninggalkan semua nikmat di surga
Untuk terlahir menjadi seorang manusia
Manusia pergi dari satu masa ke masa yang lain
Pergi dari masa kecil ke masa dewasa
Pergi dari masa dewasa ke masa tua
Pergi dari masa hidup ke masa tak bernyawa
Manusia pun
Pergi dari satu kejadian ke kejadian lain
Pergi dari satu tempat ke tempat lain
Di dunia pun manusia tetap pergi
Pergi mencari kebaikan yang bertebaran di mana mana
Ketika mendapat satu kebaikan manusia harus tetap pergi lagi mencari kebaikan berikutnya
Karena pergi kali ini akan menentukan kelak akan ke mana kita akan pergi
Karena hakikat manusia harus pergi
Pergi untuk kembali
Hingga kelak hidup kembali
Tetap untuk pergi
Pergi ke alam yang hanya punya satu tujuan untuk pergi
Dan Allah lah yang menentukan kita di alam ini
Alam yang dapat mempertimbangkan
Apa, ke mana dan untuk apa kita dahulu pergi di dunia pilihan pergi hanya dua
Apa kelak akan kembali pulang ke surga
Ataukah akan berbelok pergi ke neraka

Minggu, 21 Februari 2016

Hidup itu Bermimpi

Mimpi

Seperti Lintang, puluhan kilometer untuk sekolah
Seperti Ikal dan Arai, merantau jauh hingga ke Pulau Jawa
Seperti Alif dengan mantra man jadda wajadda gontornya
Seperti Thomas Alfa Edison dengan ribuan percobaan gagalnya
Seperti Philip bersaudara dengan pesawatnya
(:)Itulah Mimpi

Satu hal yang sangat penting dalam kehidupan
Karena dari mimpilah semua berawal
Mimpi adalah cara kita mendekat kepada pencipta
Percaya akan kekuasaa-Nya
Karena tak akan ada yang tak mungkin ketika kita percaya
Karena bagi-Nya cukup berkata jadi maka jadilah semuanya

Rabu, 03 Februari 2016

Jemari Mimpi

Jemari mimpi

Jemari kau adalah harapanku
Harapan tuk bercengkrama dengan dunia
Dunia yang teduh akan sastra dan prosa
Seperti halnya sebagian dari mereka
Hidup bahagia dalam tulisan dan pena

Coklat panas menemaniku
Menangkap inspirasi yang melayang-layang itu
Tangkaplah ia dengan jemari
Lalu menarilah dalam sebuah karya

Tetaplah bertahan dalam mimpi
Mimpi menjadi seorang kuli sastra
Dengan karya kita kenal dunia
Dengan karya kita merubah dunia

Tetaplah menulis bertemankan jemari
Tuliskanlah itu dengan hati
Karena apa yang keluar dari hati
Kelak akan sampai pula di hati

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com