Rabu, 24 Februari 2016

Mozaik Malaka

Malaka adalah seorang anak muda yang penuh semangat. Lahir dan besar di sebuah desa di pedalaman sumatera. Membuat kehidupan masa kecilnya penuh dengan kegembiraan. Kehidupan desa yang asri jauh dari bising suara kendaraan dan polusi udara. Membuat Malaka tumbuh menjadi anak muda yang bersemangat dan selalu riang gembira. Didikan orang tuanya lah yang membuat Malaka menjadi pemuda seperti itu. 17 tahun sudah umur Malaka. Sudah saatnya dia melakukan sebuah perjalanan jauh mencari jati diri di negeri orang. Malaka telah lulus SMA. Dengan nilai yang bisa dibilang tidak buruk. Malaka mendapatkan nilai tertinggi kelima di sekolahnya. Hal itu yang membuat guru-guru Malaka menyuruh untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Kau harus kuliah nak. Kau anak yang pandai. Tak patut hanya sampai di sini pendidikanmu. Kau harus kuliah. Seperti anak-anak di kota. Ibu yakin kau bisa".
Kata-kata Ibu Aisyah masih tergiang-ngiang di pikiran Malaka. Kata-kata yang memberikan semangat bahwa dia harus tetap berjuang untuk melanjutkan pendidikannya.
Tapi. Malaka tidak ingin meninggalkan kedua orangtuanya. Malaka sudah bahagia meskipun tak bisa lanjut kuliah asalkan tetap bersama orang tuanya di desa. keadaan itu sudah membuat dia senang.
Namun hati kecil Malaka memiliki pikiran yang berbeda. Pikiran untuk melanjutkan pendidikan. Malaka ingin seperti anak-anak di kota. Merasakan bangku kuliah. Belajar menuntut ilmu agar kelak bisa membagikan ilmu tersebut kepada orang lain.
Setelah seminggu Shalat Istikharah meminta petunjuk kepada Allah. Malam ke delapan Malaka mendapatkan petunjuk dari sang kuasa. Petunjuk yang membawanya pada keputusan penting dalam hidupnya.
Malaka akan merantau.
Bersambung...

1 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com