Rabu, 09 Maret 2016

Mozaik Tentangku (Bagian 1)

Gambar diambil dari Google





Kurang lebih 24 tahun yang lalu, seorang anak laki-laki keturunan Minang lahir di sebuah rumah bidan yang berada di kawasan Pasar Kuto Palembang. Hari itu jumat 20 Maret 1992 tepat pukul 15.00 WIB raungan tangisan seorang bayi menggema di salah satu kamar, bayi laki-laki yang kelak akan menuliskan cerita tentang dirinya sendiri dalam sebuah karya tulis. Awalnya nama dari bayi ini adalah Angga Saputra, namun entah kenapa kedua orang tua bayi ini mengganti nama tersebut karena usulan dari seorang. Katanya nama itu tidak cocok disandang oleh bayi ini sehingga membuat dia sering sakit-sakitan. sejurus kemudian seorang ustad menyuruh orang tua bayi ini mencari nama baru dan menyarankan nama diambil dari bahasa arab.

Orang tua bayi ini akhirnya menemukan nama yang tepat dan berharap anak mereka menjadi seseorang yang memiliki sifat seperti arti dari namanya tersebut. Nama bayi itu adalah Abdal Rahman, di mana sang anak baru mengetahui bahwa namanya sangat bagus setelah berumur 20 tahun. Abdal Rahman, diambil dari kata Abdul dan Rahman, Abdul/Abdal dalam bahasa arab yang berarti hamba Allah dan Rahman yang artinya penyayang sehingga ketika nama ini dirangkai akan menjadi sebuah harapan dan doa supaya anak ini bisa menjadi seorang Hamba Allah yang selalu penyayang terhadap sesamanya.

Anak itu adalah aku. Seorang pemuda yang sekarang berumur 24 tahun kurang 11 hari. Seorang anak yang cenderung suka sendirian. Sedikit bicara lebih sering mengamati. Setiap apa yang ada di dunia ini berpasang-pasangan. Ada yang senang bicara ada juga yang lebih banyak mendengar. Aku termasuk bagian yang kedua di dalam keluargaku.

Sejak kecil hingga sekarang tetap saja aku adalah seorang yang pendiam. Bahkan bisa dibilang takut sekali untuk berbicara di depan banyak orang. Aku lebih senang berada di belakang, di belakang orang-orang yang suka berbicara. Sebenarnya aku tidak suka dengan karakterku ini. Bahkan sampai sekarang pun aku masih bertanya-tanya mengapa Allah memberikan aku karakter pendiam seperti ini. Terkadang aku sering berkhayal seandainya aku bisa seperti orang lain. Yang sangat mudah untuk berkenalan dengan orang lain. Tidak takut bertemu orang baru dan sangat percaya diri berbicara di depan banyak orang.

Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com