Selasa, 01 Maret 2016

Tanah Jawa dan Kota Hujan



"Ibu. Izinkan aku merantau ibu?"
Ibu Malaka tampak kaget, namun beberapa detik kemudian ibu tersenyum "Insya Allah ibu izinkan Nak. Kau sudah dapat petunjuk?".

"Sudah Bu, tadi malam aku mendapatkan petunjuk di dalam mimpiku. Aku bermimpi sedang berada di atas bis tanjung jaya menuju ke kampung kita ibu. Ketika aku tiba di desa aku senang sekali ibu. Seperti sudah lama aku tidak melihat desa. Aku membawa satu map yang selalu ku genggam erat. Dan ketika aku tiba di rumah aku memberikannya kepada ibu. Lalu ibu berkata Alhamdulillah nak. Kau sudah jadi sarjana. Semoga ilmu yang kau dapatkan bisa bermanfaat untuk orang lain nak. Kemudian aku terbangun dari tidur" malaka mengakhiri percakapannya.

"Baiklah nak engkau aku restui nak. Nanti sore mintalah izin kepada bapakmu dan sekalian mintalah kepada bapakmu untuk mengantarkanmu ke kota"
"Baik bu" malaka memeluk ibu.
"Nak. Jangan pernah kau lupakan kewajibanmu kepada Allah, bagaimanapun keadanmu di sana kau tidak boleh lupa dengan penciptamu nak" ibu terisak
"Insya Allah ibu. Aku akan selalu mengingat nasehat ini ibu" malaka berusaha menahan tangis
Bis yang membawa malaka telah meninggalkan desa tercintanya. Dalam hati malaka berucap "Tunggu aku kembali kampungku. Aku akan membawa secercah harapan untukmu".

Untuk pertama kalinya malaka melakukan perjalanan jauh. Apalagi hingga ke pulau seberang. Tujuan malaka hanya satu. Ingin menjadi orang yang bermanfaat dengan ilmunya kelak. Sedikit yang dia ketahui tentang pulau jawa, malaka hanya tau bahwa di jawa ada ibukota indonesia jakarta. adalah daerah yang baru diketahui oleh malaka.
Namun perantauan malaka kali ini bukanlah ibukota tetapi kota bogor. Ya, kota hujan adalah tanah perantauan awalnya, tempat permulaan malaka berkelana mencari ilmu dan mencari makna hidup.

Potongan mozaik-mozaik itu bermula di kota hujan.

Hujan pula yang akan menemani petualangan malaka di kota ini...


1 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com